OPINI: Climate Crisis Countdown, Sudah Bukan Saatnya Lagi Bertanya ‘Kenapa?’
Jika ingin Bumi ini pulih, semua harus berubah. Bukan hanya masyarakat, tetapi juga kelompok industri yang menghasilkan emisi yang besar. Pelaku industri saat ini sudah banyak yang mulai menyadari tanggung jawabnya terhadap lingkungan, terutama yang memiliki proses bisnis yang berdampak ke lingkungan.
Di Sumba Timur, Wahana Visi Indonesia (WVI) mulai menerapkan model proyek Regenerasi Alami yang Dikelola Petani di wilayah Sumba Timur. Cakupan wilayah intervensi lebih dari 4.900 hektar yang terdiri dari restorasi zona penyangga, menghidupkan padang rumput untuk ternak, dan praktik pertanian yang efektif dan rendah emisi.
Perbaikan kondisi lahan tersebut berdampak pada banyak hal, seperti terawatnya zona penyangga antara hutan dan wilayah pertanian, terlindunginya area gembala ternak, peningkatan produktivitas lebih dari 150% untuk komoditas jagung dan kacang, hingga secara ekonomi mampu menambah penghasilanrumahtangga petani.
Intervensi lainnya di wilayah urban adalah praktek pengelolaan sampah, mulai dari memilah hingga mengolah, dan mengoptimalkan bank sampah sebagai sarana untuk mendukungpengurangan dan penanganan sampah yang menjadi target nasional maupun daerah.
WVI juga berkomitmen untuk menjadi organisasi yang lebih hijau dengan menginternalisasi aksi adaptasi maupun mitigasi perubahan iklim dalam perencanaan proyek, aktivitas staf, aktivitas komunikasi, hingga advokasi.
Sasaran WVI adalah untuk menciptakan masyarakat yang lebih tangguh dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, yang mengarah padakesejahteraan anak dan keluarganya.
Masyarakat memiliki pola pikir yang relatif sederhana dalam konteks ini, bagaimana bisa bertahan di tengah segala perubahan yang sedang dan akan terjadi. Itu semua tidak akan berkelanjutan jika tidak diimbangi dengan kelembagaan yang menaunginya, baik dari sisi lembaga yang membina dan mendampingi, regulasi yang berpihak pada integrasi sosial-ekonomi-lingkungan, dan tidak kalah pentingnya adalah penentuan prioritas.
Kenapa kita tidak bergerak bersama jika isu yang akan ditangani skalanya besar? Kembali mengutip dari berbagai sumber, act locally, think globally. Itu bukan sekedar semboyan, tapi seruan untuk mulai dari hal kecil untuk Bumi kita yang lebih baik.
Investasi terbaik saat ini adalahmemastikan bumi kita layak huni untuk generasi penerus. Waktu tidak pernah berhenti untuk kita, jangan menunggu lebih lama lagi untuk mulai berubah.