Rakyat Gugat Negara, Ratusan Massa di Bandung Bergerak Turun ke Jalan
2 mins read

Rakyat Gugat Negara, Ratusan Massa di Bandung Bergerak Turun ke Jalan



Regional Bandung – Ratusan massa di Kota Bandung menggelar demonstrasi di depan Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis, 22 Agustus 2024. Unjuk rasa ini antara lain dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kondisi sosial-politik hari ini, kritik terhadap sejumlah kebijakan dari tindak-tanduk pemerintah yang dinilai menciderai demokrasi dan kepentingan publik.

Massa disebut merupakan masyarakat sipil yang berasal dari beragam latar belakang. Mereka tidak membawa ciri khusus yang menunjukkan kelompok-kelompok tertentu. Pembauran itu tampak dari warna baju mereka yang mayoritas hitam.

Massa terpantau bergerak dari titik kumpul di Tugu Toga Wisuda, kampus Unisba. Mereka bergerak melewati Jalan Aria Jipang dan tiba di depan Gedung DPRD Jabar sekira pukul 11.30 WIB. Di sepanjang jalan mereka berteriak mengecam sejumlah nama tokoh besar seperti nama “Jokowi”, “Probowo”, dan “Gibran”, serta penolakan terhadap revisi UU Pilkada.

Beberapa perwakilan massa aksi pun menyampaikan kemarahan mereka lewat orasi. Demonstrasi itu disebut sebagai aksi dari front “Rakyat Gugat Negara”. Dalam rilis itu mereka menegaskan, aksi ini bukan hanya urusan politik elektoral semata, tetapi soal nasib rakyat luas yang disebut tengah dipermainkan oleh penguasa.

Fey, salah satu massa aksi menyampaikan, respon dan akumulasi kemarahan dari beragam elemen masyarakat, tidak hanya terkotak-kotakan hanya elemen mahasiswa tapi seluruh masyarakat hadir menyuarakan aspirasinya masing-masing.

“Bisa lihat sendiri ada temen dari disabilitas juga datang, kemudian kawan pelajar juga hadir, mahasiswa, kemudian bahkan ada beberapa dosen dan guru honorer yang datang dan mereka akan secara spesifik menyuarakan apapun yang mereka rasakan hari ini atas ketidakadilan yang terjadi selama ini,” kata dia.

Fey menegaskan, tuntutan dalam aksi hari ini tidak hanya soal politik elektoral, semua dikembalikan kepada masyarakat yang hari ini datang. Fey melanjutkan, “semua bisa berorasi menyampaikan apapun dan secara spesifik nanti kawan yang berkenan yang akan berorasi itu yang akan menyampaikannya, karena mereka yang merasakan. Intinya ketidakadilan dan penindasan masih berlangsung hari ini”.

Fey mengatakan, aksi turun ke jalan merupakan bentuk akumulasi kemuakan masyarakat sipil. Di antaranya mereka menolak praktik militerisme yang membatasi gerak sipil, politik dinasti, mengecam korupsi yang marak terjadi.

“Maka hari ini bagaimana pun bentuk seruan secara terbuka bagi siapapun untuk terus bangkit berdiri melawan tirani, melawan ketidakadilan,” katanya.

 

 



Source link