IAF 2024 Ditargetkan Kesepakatan Bisnis Senilai Rp54,3 Triliun
Intenasional Denpasar – Indonesia kembali menjadi tuan rumah pertemuan internasional, kali ini Indonesia-Africa Forum (IAF) 2024 yang dihelat di Nusa Dua, Bali, 1-3 September 2024.
Tujuan utama dari forum tersebut adalah memperkokoh kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan antara Indonesia dengan negara-negara di Afrika.
Lebih dari 1.400 peserta, terdiri dari perwakilan pemerintah, swasta, akademisi hingga konsul kehormatan Indonesia di negara Afrika, hadir dalam forum tersebut.
“Ide utama pemerintah Indonesia untuk menyelenggarakan IAF ini adalah suatu langkah yang cukup bagus, karena kita lakukan yang pertama kali tahun 2012, tujuan utamanya adalah bagaimana kita untuk melihat kembali bagaimana kebijakan luar negeri, hubungan internasional yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, juga melihat semua potensi dan kesempatan yang ada di benua Afrika,” tutur Direktur Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Abdul Kadir Jailani dalam konferensi pers di Nusa Dua, Bali, Minggu (1/9/2024).
Secara khusus, Kadir menyebut bahwa IAF tahun ini akan fokus pada sektor pangan, energi, kesehatan dan mineral.
“Dari sisi nilai, forum ini kita perkirakan akan menghasilkan kesepakatan bisnis paling tidak sebesar USD 3,5 miliar (sekitar Rp54,3 triliun),” lanjut dia.
Jika dibandingkan, IAF pertama yang diselenggarakan pada tahun 2012 menghasilkan kesepakatan bisnis senilai USD 568 juta atau sekitar Rp8,8 triliun.
“Maka capaian kerja sama yang kita peroleh di forum yang kedua pada tahun ini cukup signifikan yaitu naik lebih dari 600 persen. Menurut saya ini sesuatu yang cukup kita banggakan,” tegas Kadir.
Forum Indonesia Afrika ini juga mengusung semangat Bandung Spirit, hasil dari Konferensi Asia-Afrika.
“Bandung Spirit di sini adalah tekad kita untuk mempererat solidaritas negara-negara Asia dan Afrika melalui penguatan kolaborasi ekonomi,” imbuhnya.