Kisah Perancang Busana Presiden Saat HUT RI di IKN, Presiden Pilih Warna Merah
Pengerjaan dan pengiriman telah selesai, Rina pun kembali mendapatkan kabar gembira dari Paspampres. Persis satu pekan setelah baju diterima, dia mendapat kabar jika turut diundang sekaligus memakaikan baju adat khas Banjar itu secara langsung kepada Presiden.
“Seminggu sebelum upacara dikabari lagi saya. Sebuah kehormatan ditugaskan untuk memakaikan baju adat Banjar. Tapi tawaran ini saya serahkan suami yang memakaikan bajunya,” ujar Rina.
Sampai detik ini, Rina masih tak percaya. Tak hanya bertemu presiden. Lebih dari itu, menjadi perancang pakaian adat di kegiatan sakral kenegaraan.
Padahal, Rina sadar diri jika hanya seorang penata rias. Dia tidak menyangka jika turut diundang, menginjakkan kaki, dan mengikuti secara langsung peringatan Hari Kemerdekaan yang pertama kali di Ibu Kota Nusantara.
Termasuk ketika memasuki istana negara, Rina masih terus bertanya kepada dirinya jika benar-benar bisa sampai ke istana bersama para menteri dan pejabat.
“Ya Allah, rasa kada (tidak) menyangka, membayangkan orang nomor satu di Indonesia bisa langsung bertatap muka. Waduh, luar biasa pokoknya, ini pencapaian luar biasa bagi ulun seumur hidup. Pokoknya dispesialkan lah sampai ulun tuh duduk di bangku A1 sejajar dengan Bapak Presiden,” kenang Rina masih dengan mimik heran tak percaya.
Saat peringatan hari kemerdekaan di Ibu Kota Nusantara pada pagi hari, Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Kutai. Saat sore pada upacara penurunan bendera, presiden bersama ibu negara mengenakan pakaian adat khas Kalimantan Selatan yaitu pakaian adat Banjar.
Rina Aulia pun mengapresiasi pelaksanaan upacara Kemerdekaan RI ke-79 di IKN saat presiden memakai pakaian adat khas dari pulau Kalimantan. Menurutnya, presiden menghargai karena istana sekarang berdiri di pulau Kalimantan.
“Nah beliau ini mungkin menghargai, sebagai presiden menghargai rakyat-rakyat ibaratnya jadi beliau memilih untuk memakai baju adat Banjar walaupun di penurunan bendera,” sebutnya.