
Turki Segera Gabung BRICS? Ini Penjelasannya
Erdogan, yang telah berkuasa selama lebih dari dua dekade, telah berupaya untuk mengukir kebijakan luar negeri yang lebih independen bagi Turki dan meningkatkan pengaruh globalnya. Negara tersebut juga frustrasi dengan kurangnya kemajuan dalam pembicaraan keanggotaannya dengan Uni Eropa.
Pekan lalu, Erdogan mengatakan Turki harus mengembangkan hubungan dengan Timur dan Barat secara bersamaan.
“Kita tidak harus memilih antara Uni Eropa dan Organisasi Kerja Sama Shanghai,” kata Erdogan mengacu pada organisasi kerja sama regional yang didirikan oleh China dan Rusia.
“Sebaliknya, kita harus mengembangkan hubungan kita dengan kedua organisasi ini dan organisasi lainnya atas dasar saling menguntungkan.”
BRICS diperkirakan akan membahas penerimaan anggota baru dalam pertemuan di Rusia bulan depan.
Turki, yang membentang di antara Eropa dan Asia, bergabung dengan aliansi militer NATO pada tahun 1952. Negara ini memulai perundingan untuk bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 2005, tetapi negosiasi tersebut terhenti karena kekhawatiran atas kemunduran demokrasi di bawah pemerintahan Erdogan dan perselisihan yang sedang berlangsung dengan Siprus, anggota Uni Eropa, di antara berbagai tantangan lainnya.
Awal tahun ini, Menteri Luar Negeri Hakan Fidan mengatakan Turki menjajaki peluang baru untuk kerja sama dengan beberapa mitra di berbagai platform, seperti BRICS.
Pada hari Senin, juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, juga mengatakan Turki telah menyatakan minatnya untuk bergabung dengan BRICS.