Aksi Bhabinkamtibmas jadi Guru bagi Siswa Terdampak Perang Tanding di Adonara
Regional Jakarta – Perang tanding antara desa Ilepati dan desa Bugalima, kecamatan Adonara Barat, NTT berdampak pada aktivitas pendidikan di wilayah itu. Di Desa Bugalima, tiga sekolah terpaksa diliburkan akibat konflik berdarah itu.
Tiga sekolah yang terdampak perang tanding adalah PAUD St. Elisabeth, SD Inpres Bugalima, dan SMP Negeri SATAP Bugalima. Situasi ini membuat anak-anak di desa tersebut kehilangan akses pendidikan dan rutinitas harian mereka, yang seharusnya menjadi bagian dari kehidupan normal.
Di tengah kondisi ini, seorang Bhabinkamtibmas Polres Flores Timur, Briptu Kelen, tergerak hatinya untuk berbuat lebih. Pada Jumat pagi (25/10/2024), ia datang ke SMPN SATAP Bugalima, bukan sebagai petugas keamanan, tetapi sebagai sosok pengganti guru bagi anak-anak yang sedang menanti kehadiran seorang pembimbing. Dengan senyum dan ketulusan, Briptu Kelen masuk ke kelas berinteraksi dengan anak-anak, dan mulai mengajar layaknya seorang guru.
“Kehadiran saya di sini bukan hanya untuk memberikan keamanan, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa kami peduli. Anak-anak ini butuh seseorang yang bisa mendampingi mereka dalam belajar, agar mereka tetap merasa ada harapan dan semangat untuk bangkit,” ungkap Briptu Kelen.
Briptu Kelen mengajarkan berbagai hal sederhana namun penuh makna, hingga menanamkan nilai-nilai kebersamaan. Ia mengajak anak-anak untuk tetap fokus pada pendidikan dan tidak menyerah meski dalam situasi yang sulit.
“Ketika saya melihat anak-anak ini, saya merasa bahwa mereka sangat membutuhkan perhatian. Tidak hanya untuk belajar, tetapi juga untuk mendapatkan semangat dan motivasi. Pendidikan adalah hak mereka, dan saya ingin berkontribusi meskipun hanya dengan cara sederhana,” tandasnya.
Briptu Kelen berjanji akan terus membantu anak-anak selama aktivitas belajar-mengajar di sekolah-sekolah tersebut belum bisa berjalan normal.
“Anak-anak ini adalah masa depan Adonara Barat. Kita tidak boleh membiarkan mereka putus asa. Saya akan terus datang dan mengajar mereka, karena saya yakin pendidikan bisa menjadi jalan untuk kebangkitan mereka,” ucapnya.
Ia mengatakan, kehadirannya tidak hanya sebagai pengganti guru, tetapi juga menjadi simbol kasih dan dukungan bagi masyarakat Desa Bugalima.
Ia berharap aksinya itu bisa memberikan kekuatan bagi anak-anak dan warga terdampak konflik di tengah masa sulit.
“Ini menjadi bukti bahwa kehadiran polisi bukan hanya untuk menjaga keamanan, tetapi juga untuk menjadi sahabat dan pengayom di segala situasi,” tutupnya.