Ilmuwan Temukan Al-Natah Kota Kuno Berusia 4.000 Tahun, Tersembunyi di Oasis Arab Saudi
Batuan vulkanik hitam yang disebut basal menutupi dinding al-Natah dengan sangat baik sehingga “melindungi situs tersebut dari penggalian ilegal”, kata Charloux.
Mengamati situs tersebut dari atas, kata peneliti, mengungkap jalur potensial dan fondasi rumah yang menunjukkan lokasi penggalian yang perlu dilakukan para arkeolog.
“Mereka menemukan fondasi yang cukup kuat untuk menopang rumah setidaknya satu atau dua lantai”, kata Charloux, seraya menekankan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memahami situs tersebut.
Kendati demikian temuan awal mereka menggambarkan kota seluas 2,6 hektar dengan sekitar 50 rumah yang bertengger di atas bukit, dilengkapi dengan temboknya sendiri.
Makam-makam di dalam pekuburan di sana berisi senjata logam seperti kapak dan belati serta batu seperti batu akik, yang menunjukkan masyarakat yang relatif maju sejak lama.
Potongan-potongan tembikar “menunjukkan masyarakat yang relatif egaliter”, kata penelitian tersebut. Tembikar-tembikar itu “sangat cantik tetapi sangat sederhana”, imbuh Charloux.
Ukuran benteng pertahanan – yang tingginya bisa mencapai sekitar lima meter (16 kaki) – menunjukkan bahwa al-Natah merupakan tempat kedudukan semacam otoritas lokal yang kuat.
Penemuan-penemuan ini mengungkap proses “urbanisme lambat” selama transisi antara kehidupan desa nomaden dan kehidupan desa yang lebih mapan, kata penelitian tersebut.
Misalnya, oasis berbenteng bisa saja saling berhubungan di daerah yang sebagian besar masih dihuni oleh kelompok nomaden pastoral. Pertukaran semacam itu bahkan bisa saja menjadi dasar bagi “rute kemenyan” yang memperdagangkan rempah-rempah, kemenyan, dan mur dari Arabia selatan ke Mediterania.
Al-Natah masih kecil dibandingkan dengan kota-kota di Mesopotamia atau Mesir selama periode tersebut.
“Namun di hamparan gurun yang luas ini, tampaknya ada jalur lain menuju urbanisasi” selain negara-kota seperti itu, yang “lebih sederhana, jauh lebih lambat, dan cukup spesifik di wilayah barat laut Arabia”, kata Charloux.