OPINI: Manusia Tak Tergantikan Artificial Intelligence, Gimmick atau Fakta?
2 mins read

OPINI: Manusia Tak Tergantikan Artificial Intelligence, Gimmick atau Fakta?



Apakah seluruhnya itu bakal memperlebar kesenjangan perusahaan: yang besar akan makin besar dan yang kecil tak mampu bertahan? Maka ketiga, selain banyak pekerja yang menyambut kehadiran AI ~AI berkontribusi pada tercapainya keseimbangan yang baik antara kehidupan dengan pekerjaan~ namun terdapat realitas, 14% pekerja dunia telah mengalami kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi atau AI.

AI merupakan penyumbang ketujuh, penyebab hilangnya pekerjaan. Fenomena itu terjadi di sektor teknologi, yang telah mengalami kehilangan 136.831 pekerjaan di tahun 2024. Dan merupakan gelombang PHK terbesar sejak tahun 2001.

Hal lain yang perlu dicermati adalah kehadiran Agentic AI. Tor Constantino, 2025, dalam “Top 5 AI Predictions from Experts In 2025”, menyebut AI dalam kategori agen, sebagai program komputer yang dapat berpikir, belajar, dan bertindak secara mandiri.

Mengutip buku yang ditulis Pascal Bornet “IRREPLACEABLE: The Art of Standing Out in the Age of Artificial Intelligence” ~terbit tahun 2024~ Constantino menyebut: Agentic AI akan mendefinisikan ulang relasi manusia dengan mesin. Lantaran AI jenis ini, tak hanya mampu merespons, namun juga berinisiatif, mengantisipasi kebutuhan, dan bertindak secara mandiri dalam memecahkan masalah. Bahkan sebelum manusia penggunanya menyadari.

Senada dengan penjelasan di atas ~mengutip laman uipath.com~ Agentic AI merupakan kombinasi berbagai teknik, model, dan pendekatan AI. Memiliki kemampuan menganalisis data, menetapkan sasaran, dan mengambil tindakan untuk mencapainya dengan campur tangan manusia yang minimal. AI dalam kategori agen mampu mencapai kognisi yang mendekati manusia, dan dapat diterapkan di berbagai area kerja.

Ini seiring kemampuan dirinya, mengubahnya sebagai pemecah masalah di lingkungan dinamis dengan belajar dan berkembang di setiap interaksi. Kemampuan mandiri Agentic AI ~yang bertindak sebagaimana agen otonom~ menyebabkannya disebut AI agensi. Agensi adalah subyek yang berperilaku.

Pada 5 tingkat teratas AI yang diprediksi mewarnai tahun 2025, Agentic AI ada diperingkat teratasnya. Perkembangannya sebagai sistem yang kian otonom, mendorong adopsinya lebih luas di berbagai industri. Adopsi yang diikuti perampingan operasi, serta berimplikasi pada pengurangan biaya. Terungkap, sumber pengurangannya dari menyusutnya kebutuhan tenaga, yang tak kurang dari 95%. Namun jumlah produksinya bertahan atau bahkan meningkat. Dengan mendasarkan pada pertimbangan ekonomi, seluruhnya mempertegas: manusia sebagai tenaga kerja kian rawan posisinya. 

Tampak dari berbagai ilustrasi di atas, manusia ~dengan atau tanpa AI~ yang bertahan relevansinya dengan mengandalkan tubuh maupun kognisinya, tak pernah aman dari penggantian. Pengembangan perangkat berbasis AI dalam keadaan terkininya berkemajuan eksponensial, sementara adaptasi manusia berkemajuan liniar.

Kecerdasan AI berkembang jauh, melampaui kecerdasan alamiah manusia. AI dan manusia makin sulit saling berkolaborasi. Ibarat dalam relasi pertemanan, teman seiring yang tak mengalami kemajuan keterampilan maupun pikirannya, tak cocok lagi berjalan seiring. Jika sudah seperti itu: masihkah manusia tak tergantikan AI?