OPINI: Peran Organisasi Profesi dalam Kesehatan Pertahanan dan Inovasi Kedaulatan Bangsa
Inovasi teknologi kesehatan dan wawasan kebangsaan merupakan gerakan perubahan yang bersandar kepada pemberdayaan potensi masyarakat. Penemuan inovasi teknologi, berakar dari proses riset holistik mengampu kepada science of human being yang mengutamakan spirit kemanusiaan berasaskan Pancasila.
Gerakan perubahan tersebut adalah suatu proses pro-aktif proses pengadaban setiap elemen kebangsaan memetakan problematika situasi nyata dan konkret kehidupan di masyarakat. Tidak sekadar hipotesis yang diurai saat ini, kesinambungan rantai masalah yang dihadapi hari ini dengan masalah yang akan dihadapi di masa datang, dan tindakan apa yang akan dilaksanakan.
Sikap pro-aktif yang bertumpu wawasan kebangsaan adalah intensifikasi penyebaran ilmu tidak memiliki batas-batas diantara subjek dan objek, mengandung makna mendorong area interdisipliner dengan memberdayakan potensi soft skill dan hard skill science of human being yang menyentuh kalbu masyarakat.
Fokus riset yang dapat dikembangkan adalah kesehatan dan kesejahteraan melalui studi berkelanjutan melingkupi penelitian dasar (penyakit menular dan tidak menular), usia lanjut, gizi, pengembangan dan penemuan obat, herbal dan vaksin, pelayanan kesehatan dalam perspektif budaya (sistem jaminan kesehatan dan pelayanan primer, psikologi dan kesehatan mental), teknologi medis (aplikasi big data, bioinformatika dan artificial intelligent.
Riset inovasi teknologi bermakna bela negara adalah menitikberatkan kerangka kerja yang menautkan dinamika nasional dan global, sebagai esensi ketahanan negara, yaitu membalut arus globalisasi yang saling terhubung (interconnected), tanpa batas (bordereles), dan saling tergantung (interdependency).
Dinamika globalisasi yang masuk ke Indonesia selama setengah abad ini membawa masyarakat ke arah fragmentasi dan kohesi secara bersamaan, sebagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan. Globalisasi pada dasarnya membawa nilai-nilai baru yang berasal dari luar, kemudian masuk ke Indonesia, sehingga nilai-nilai baru tersebut belum tentu akan sesuai dengan kepribadian dan karakter dari masyarakat (society) Indonesia, yang perlu disikapi dalam tataran makro dan tataran mikro.