Studi Ungkap Alam Tidak Lagi Mampu Menyerap Karbon
Intenasional Jakarta – Selama ini, manusia mengandalkan alam, seperti hutan, untuk menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Dengan harapan dapat mengatur suhu planet, dan mengurangi perubahan iklim.
Sebuah studi terbaru mengungkapkan temuan awal, bahwa hampir tidak ada karbondioksida yang diserap oleh alam pada 2023 lalu. Temuan tersebut diulas dalam studi berjudul Low latency carbon budget analysis reveals a large decline of the land carbon sink in 2023.
Melansir laman IFL Science pada Jumat (25/10/2024), penelitian tersebut menyebutkan, laju peningkatan emisi karbon dioksida sekitar 3,37 parts per million (ppm) dalam pengamatan di Mauna Loa, Hawaii pada 2023.
Laju peningkatan tersebut 86 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Di sisi lain, emisi karbon dioksida dari bahan bakar fosil global hanya meningkat sebesar 0,6 persen.
Penelitian ini menyimpulkan, hutan dan tanah hampir tidak menyerap karbon. Sebab, banyaknya karbon yang dihasilkan hampir tidak sebanding dengan kemampuan alam menyerapnya.
Tidak hanya hutan, laut juga menunjukkan tanda tidak lagi mampu menyerap karbondioksida. Gletser Greenland dan lapisan es Arktik mencair lebih cepat dari yang diperkirakan.
Fenomena ini mengganggu arus laut Gulf Stream dan memperlambat laju penyerapan karbon oleh lautan. Bagi zooplankton pemakan alga, pencairan es laut membuat mereka terpapar lebih banyak sinar matahari.
Menurut para ilmuwan, perubahan ini dapat membuat zooplankton tetap berada di kedalaman laut lebih lama. Hal ini mengganggu migrasi yang menyimpan karbon di dasar laut.
Kerusakan siklus serapan karbon pada 2023 harusnya hanya bersifat sementara. Namun, tim peneliti menyebut hal ini menunjukkan kerapuhan ekosistem.
Para ilmuwan mengakui kegagalan penyerapan karbon ini terjadi lebih cepat dari perkiraan. Para ilmuwan perubahan iklim tidak menemukan kejadian ini dalam penelitian mereka.
Tujuan nol emisi tidak dapat tercapai hanya dengan bantuan alam. Tanpa adanya teknologi yang dapat menghilangkan karbon atmosfer dalam skala besar, hutan, padang rumput, rawa gambut, dan lautan yang luas di planet Bumi adalah satu-satunya pilihan untuk menyerap polusi karbon manusia, yang mencapai rekor 37,4 miliar ton pada 2023.