Calon Bupati Modal Dengkul, Ini Jurus Bima Sakti Gerilya Tarik Simpati Warga Tegal
“Terutama yang perlu diperbaiki adalah masih adanya maladministrasi pada proses pengusulan, verifikasi, validasi, dan pemutakhiran data penerima bantuan sosial PKH,” urainya.
Sukendar bercerita pada Bima, bahwa ia pernah menerima bantuan perbaikan Rumah Tak Layak Huni (RTLH) dari Pemkab Tegal, namun ia tidak masuk data warga yang berhak menerima bantuan sosial PKH.
Sukendar terlihat senang sekali rumah sederhananya didatangi calon Bupati Tegal. Ia tidak menyangka masih ada calon pejabat yang mau turun langsung ke bawah bertemu rakyatnya.
“Kaget campur bahagia, seorang calon bupati mau datang dan duduk lesehan di rumah saya yang hanya berlantai semen,” bebernya.
Kepada Sukendar, Bima Sakti menjanjikan komitmennya bilaa ia terpilih nanti, akan intensif komunikasi dengan Kementerian Sosial (Kemensos) terkait perbaikan data penerima bantuan PKH.
“Kami siap untuk aktif mengkomunikasikan persoalan ini dengan pemerintah pusat agar program bantun dari pemerintah bisa tepat sasaran,” janjinya.
Selain Bima Sakti, Syaeful Mujab juga rajin keliling menyapa warga. Sebagai pasangan calon yang tak punya modal ‘gemuk’, mereka hanya mengandalkan silaturahmi dan berdialog dengan masyarakat.
Diketahui, pasangan nomor urut 1 Pilkada Kabupaten Tegal, Bima-Mujab adalah pasangan nol rupiah, sama sekali tanpa mahar politik, yang diusung oleh PDIP. Keduanya juga bukan dari keluarga berlatar belakang politisi.
Bahkan, Mujab berasal dari keluarga miskin, penerima bantuan sosial. Mantan Ketua BEM UI ini menyelesaikan pendidikan dari tingkat dasar hingga strata dua (S2) melalui jalur beasiswa. Baginya, ini saatnya ia membayar ‘utang’ kepada negara dan rakyatnya melalui pengabdian di bidang politik.
Penulis: Nugroho Purbo