1 min read

OPINI: Asuransi Bencana, Bencana Asuransi



Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah penting melalui strategi Pembiayaan dan Asuransi Risiko Bencana (PARB) atau Disaster Risk Financing and Insurance (DRFI). Strategi ini bertujuan melindungi aset negara seperti gedung-gedung pemerintah melalui dana pooling.

Saat ini, dana pooling untuk bencana masih sekitar Rp7 triliun, tetapi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana meningkatkannya menjadi Rp40 triliun dalam beberapa tahun ke depan. Langkah ini merupakan bagian dari upaya mengurangi beban finansial akibat bencana alam.

Selain itu, OJK melalui Road Map Perasuransian Indonesia 2023-2027 juga mulai menginisiasi asuransi wajib, meskipun saat ini baru menyasar Third Party Liability (TPL) untuk kendaraan bermotor.

Diharapkan, asuransi wajib ini dapat diperluas ke sektor lain seperti bencana banjir, kebakaran, dan gempa bumi. Langkah ini sangat penting mengingat datangnya bencana alam semakin tidak terprediksi akibat perubahan iklim.

Di Jepang, ada Japan Earthquake Reinsurance Company (JER) yang melibatkan pemerintah dalam memberikan jaminan terhadap kerugian akibat gempa bumi berskala besar.

Dalam mekanisme ini, pemerintah Jepang berbagi beban dengan perusahaan asuransi sesuai batas retensi yang ditetapkan. Sistem serupa juga diterapkan di Taiwan melalui Taiwan Residential Earthquake Insurance Fund (TREIF), yang didirikan pasca-gempa bumi Chi-Chi tahun 1999. TREIF memberikan dasar hukum dan transparansi dalam pengelolaan dana asuransi gempa bumi.

Di Amerika Serikat, National Flood Insurance Program (NFIP) menjadi solusi mitigasi risiko banjir. Program ini mengintegrasikan dukungan pemerintah dengan sektor swasta untuk memberikan perlindungan finansial kepada masyarakat. Program-program seperti ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan industri asuransi dalam mengelola risiko bencana.

Namun, keberlanjutan upaya antisipasi ini memerlukan komitmen dari berbagai pihak. Lloyd’s of London, dalam laporan keberlanjutan 2023, menekankan perlunya kolaborasi global untuk memperkuat ketangguhan terhadap bencana terkait perubahan iklim. Lloyd’s juga menyoroti pentingnya peran asuransi dalam menciptakan solusi berbasis risiko untuk menghadapi tantangan masa depan.