OPINI: Persatuan ASEAN-China Jadi Pertahanan Terbaik Asia dalam Hadapi Perang Dagang
2 mins read

OPINI: Persatuan ASEAN-China Jadi Pertahanan Terbaik Asia dalam Hadapi Perang Dagang



Perang dagang yang ditimbulkan oleh AS memperlihatkan kenyataan pahit. Di dunia yang saling terhubung saat ini, tarif bukanlah serangan terarah (sur gical strik e), melainkan bom klaster ekonomi. Ketika Washington menaikkan pungutan atas barang-barang China, bukan hanya pabrik-pabrik China yang menderita. Pabrik semikonduktor di Malaysia, pemasok komponen di Thailand, dan eksportir bahan baku di Indonesia, yang semuanya merupakan mata rantai tak terpisahkan dalam rantai pasokan global, turut merasakan dampaknya. Investasi terhenti, ekspor merosot, dan ketidakpastian menjadi kenormalan baru.

Untuk mengatasi ancaman yang kian meningkat ini, ASEAN dan China harus bergerak lebih dari sekadar retorika dan melakukan tindakan yang berani dan terkoordinasi. Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP), yang mencakup 30 persen dari produk domestik bruto (PDB) global, merupakan sarana yang kuat. Selain itu, kesimpulan substansial dari negosiasi Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China (ASEAN-China Free Trade Area/ACFTA) 3.0 pada Oktober tahun lalu menandai sebuah langkah penting untuk memperkuat ekonomi regional yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Dengan memangkas tarif lebih lanjut, menyelaraskan standar, dan menyederhanakan regulasi, ASEAN dan China dapat membangun ketahanan ekonomi yang lebih kuat terhadap guncangan eksternal. Mengurangi besarnya ketergantungan ASEAN pada pasar Barat juga sama pentingnya. Dengan menghilangkan hambatan nontarif, meningkatkan infrastruktur, dan memperluas kerangka kerja perdagangan digital, ASEAN dapat membuka potensi ekonomi yang luar biasa.

Investasi gabungan di bidang logistik, teknologi ramah lingkungan, dan mineral penting bisa semakin memperkuat rantai pasokan ASEAN-China, menjadikannya tidak terlalu rentan terhadap gangguan geopolitik. Di kancah global, ASEAN dan China harus memimpin upaya gabungan untuk menegakkan multilateralisme. Upaya terkoordinasi di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan G20 dapat memperkuat suara emer ging economies dan menekan kekuatan-kekuatan proteksionis untuk melakukan “kalibrasi ulang” kebijakan mereka.

Sebagai ketua bergilir ASEAN tahun ini, Malaysia berperan sangat penting dalam memanfaatkan kekuatan diplomatiknya guna mendorong agenda perdagangan yang bersatu padu. Alternatifnya, sebuah dunia yang terfragmentasi dan proteksionis, adalah dunia di mana perekonomian-perekonomian yang lebih kecil berisiko terjebak dalam pertempuran perang dagang yang dipicu oleh AS.

ASEAN dan China harus memilih kerja sama ketimbang perpecahan, memilih visi jangka panjang ketimbang proteksionisme jangka pendek. Jalan menuju kemakmuran yang berkelanjutan tetap terbuka asalkan ASEAN dan China berjalan bersama.