Betandak Dangkong, Menghidupi Budaya Melayu Agar Masyarakat Bahagia
1 min read

Betandak Dangkong, Menghidupi Budaya Melayu Agar Masyarakat Bahagia



Jumhari mengapresiasi upaya komunitas sanggar-sanggar yang terus melestarikan kebudayaan Joged Dangkong. Ia menambahkan bahwa di Karimun telah terbentuk ekosistem kebudayaan dua arah antara pelaku sanggar, seperti Angsana Dance, dan masyarakat yang apresiatif. Sinergi ini menjadi modal kuat untuk memajukan warisan budaya tak benda seperti Joged Dangkong.

Selain Angsana Dance, acara Betandak Dangkong 2024 juga melibatkan berbagai komunitas sanggar lainnya, seperti Orkes Melayu Tun Harmoni (Karimun), Sanggar Baswara (Karimun), Dian Dancers (Singapura), Jegeg Gayatri (Bali), Dansa Fusion (Malaysia), dan banyak lagi.

Begitu waktu memasuki ba’da Isya, masyarakat Karimun menuju Lapangan Leho. Mereka datang dengan mengenakan baju kurung Melayu terbaik. Puluhan penari, berasal dari berbagai daerah di Kepulauan Riau, Sumatera, Bali, hingga Singapura dan Malaysia, turut ambil bagian dalam konvoi yang meriah.

Tabuhan gendang dan bunyi gong menjadi nyawa dari Joged Dangkong. Biola dan akordion bersahutan mengiringi setiap gerakan tari. Inilah roh dan keindahan tradisi Melayu.

Latar panggung yang terbuat dari kotak palet bekas sayur dan buah menunjukkan otentisitas yang natural. Semua menyatu sebagai gambaran kejayaan perdagangan laut di Kepulauan Riau.

Acara ini juga menjadi momen untuk mengenang maestro Dangkong dari Pulau Moro. Mak Long melalui karyanya telah berkontribusi besar terhadap pelestarian kesenian Dangkong.



Source link