120 Orang di AS Tewas Akibat Badai Helene
1 min read

120 Orang di AS Tewas Akibat Badai Helene



Intenasional Washington, DC – Warga yang putus asa dan terisolasi oleh jalan yang rusak dan kurangnya listrik serta layanan seluler di bagian barat North Carolina, Amerika Serikat (AS), mengantre untuk mendapatkan air bersih pada Senin (30/9/2024). Ini terjadi beberapa hari, setelah Badai Helene melanda wilayah tenggara AS dan menewaskan lebih dari 100 orang.

Para pejabat pemerintah dan organisasi-organisasi bantuan, berupaya membawa pasokan kebutuhan dasar melalui udara dan truk ke kota wisata Asheville dan kota-kota pegunungan di sekitarnya yang terdampak parah

Setidaknya 120 orang di enam negara bagian tewas, sementara kehancuran membentang dari Pantai Teluk Florida hingga Pegunungan Appalachian di Virginia.

Wilayah North Carolina yang mencakup Asheville, melaporkan sedikitnya 35 orang tewas. Jumlah korban tewas di Georgia ditambahkan pada Senin, dari 17 menjadi 25. Demikian seperti dilansir VOA Indonesia, Selasa (1/10).

Gubernur North Carolina Roy Cooper memperkirakan jumlah korban akan meningkat saat penyelamat dan pekerja darurat lainnya mencapai daerah yang terisolasi oleh jalan yang runtuh, infrastruktur yang rusak, dan banjir yang meluas. Sistem air di Asheville rusak parah, sehingga warga terpaksa membawa ember ke sungai untuk mengambil air guna menyiram toilet.

Warga dilaporkan saling berbagi makanan dan air serta menghibur satu sama lain.

“Itulah berkah sejauh ini,” kata Sommerville Johnston di luar rumahnya, yang telah tanpa listrik sejak Jumat.

Dia berencana membagikan semur daging rusa untuk tetangganya, sebelum daging itu rusak karena lemari es miliknya tidak teraliri listrik.

“Bawa saja mangkok dan sendokmu,” ujar Johnston pada tetangganya.

Yang lain mengantre lebih dari satu blok di Mountain Valley Water, toko penjual air, untuk mengisi botol susu dan wadah lain apa pun, yang dapat mereka temukan.

Derek Farmer, yang membawa botol jus apel berukuran tiga galon, mengatakan bahwa dia telah bersiap menghadapi badai, tetapi sekarang merasa gugup setelah tiga hari tanpa air.

“Saya tidak tahu seberapa buruk keadaannya,” tutur Farmer.



Source link